MENGHAFAL
atau MEMAHAMI?
Tema:
(Kemampuan
Memori Jangka Panjang Menggunakan Teknik Pembelajaran Mind Mapping pada
Kurikulum 2013)
BETY
NOSIANTI
Kondisi
pendidikan di Indonesia saat ini mengalami beberapa kendala yang berkaitan
dengan mutu pendidikan. Namun, Kemendikbud membuat revisi terhadap kurikulum
yang sudah diterapkan yaitu kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013. Kurikulum terbaru
ini mulai diberlakukan pada tahun 2014 di beberapa sekolah di Indonesia
(Kompas.com, 2018). Di dalam kurikulum 2013, pemerintah ingin meningkatkan
penargetan budaya literasi di sekolah. Misalnya, guru dapat menargetkan
siswanya untuk menuntaskan 4 hingga 5 buku bacaan per tahun. Dengan catatan
bahwa siswa bukan hanya membaca bahkan menghafal saja, tetapi masing-masing
siswa harus memiliki HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tujuan
tertentunya yaitu siswa dilatih untuk
berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Cara
pengajaran pada kurikulum 2013 ini yaitu dengan menjadikan guru sebagai
fasilitator serta siswa yang akan lebih aktif di dalam ruang pembelajaran (Kompas.com,
2014). Namun, teknik ini medapatkan respon negatif dari para siswa karena mereka
merasa terbebani, dan mengalami kesulitan dalam memahami atau menguasai suatu
materi. Salah satu penyebab dari kendala yang dirasakan oleh para siswa adalah
kurangnya pemahaman teknik belajar yang cocok sehingga tidak dapat mencapai indikator-indikator
dalam kurikulum 2013. Menghafal merupakan teknik pembelajaran yang sudah dilatih
kepada para siswa. Sedangkan teknik menghafal ini teknik yang kurang tepat
dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Karena didalam kurikulum 2013, para
siswa diharapkan mampu memahami materi yang dipelajari sehingga dapat bermanfaat
dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebab siswa kesulitan untuk
memahami suatu pelajaran seringkali karena siswa belum memahami gambaran besar
dari materi tersebut. Walaupun dipelajari berulang kali pun rasanya masih ada
yang kurang paham atau bahkan terlupakan begitu saja. Tetapi ketika mendapatkan
kata kunci (poin penting) di dalam materi tersebut maka akan terasa lebih mudah
untuk memahaminya. Dengan mind mapping, siswa akan belajar dengan
menggunakan kata kunci (poin penting) untuk mendeskripsikan setiap materi agar
lebih mudah dipahami.
Mind
Mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu
siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan
kerja otak bagian kiri dan kanan. Teknik ini mempermudah memasukan informasi
kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind
Mapping ini teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak
secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran
manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga dapat membuka
potensi otak. Dengan teknik Mind Mapping, siswa dapat meningkatkan daya
ingat hingga 78% (Buzan, 2012: 9). Mind Mapping ini akan membantu kita
untuk mengingat secara detail dan lebih baik lagi. Karena dengan Mind
Mapping kita belajar menggunakan otak kanan yang melibatkan imajinasi,
visualisasi, kreativitas, dan berhubungan langsung dengan otak bawah sadar
sehingga lebih mudah untuk diingat. Selain itu, dengan teknik belajar ini,
pikiran kita akan fokus pada topik utama kemudian mengasosiasi dengan kata
kunci tertentu dari sebuah pelajaran. Ini tentu akan mempermudah kita untuk
mengingat karena kita fokus pada poin-poin penting dan menyimpulkannya ke dalam
peta konsep sederhana.
Menghafal
atau mengingat sebuah materi pada setiap mata pelajaran bukan hal yang mudah
bagi setiap siswa. Dapat diketahui bahwa tingkat daya ingat siswa memiliki
kadarnya masing-masing. Dalam mengingat atau menghafal para siswa menggunakan
otak untuk berfikir dan setelah itu diproses untuk menyimpannya didalam memori.
Namun, memori jangka pendek hanya mampu memberikan daya ingat dalam waktu yang
pendek. Di dalam proses pembuatan Mind Mapping ini dapat mengaplikasikan
dari Memori Jangka panjang. Memori jangka panjang didefinisikan oleh Atkinson
dan Shiffrin (dalam King, 2010) sebagai suatu proses penyimpanan yang relatif permanen.
Memori jangka panjang merupakan penyimpanan informasi yang mencakup pengalaman
dan informasi hasil belajar yang dipertahankan dalam waktu yang lama untuk
digunakan kembali apabila informasi tersebut diperlukan. Informasi yang
dianggap penting atau menarik akan lebih diperhatikan dan diingat oleh individu
dibandingkan informasi yang dianggap kurang penting atau tidak menarik (dalam
Jayani & Hastjarjo, 2011). Dalam pembuatan Mind Mapping biasanya
menggunakan media pulpen, spidol, pensil warna atau media lainnya yang berwarna
agar tampilannya akan lebih menarik sehingga akan lebih diperhatikan dan mudah
diingat.
Adapun
pemrosesan masuknya informasi (materi pelajaran) ke dalam Memori Jangka Panjang
yaitu, Pertama membaca materi di salah satu mata pelajaran dan diterima oleh
memori sensori dengan durasi penyimpanan sekitar satu detik. Kedua, mencari
point penting atau kata kunci dari materi tersebut seperti meng-high lighting
tulisan menggunakan media stabilo atau dengan media lain, lalu di transfer ke
dalam memori jangka pendek dengan durasi penyimpanan selama 15-30 detik. Durasi
penyimpanan dapat ditingkatkan dengan pengulangan. Dalam pembuatan Mind
Mapping siswa akan mengulang menuliskan point penting atau kata kunci, yang
dimana proses menulis ini membutuhkan koordinasi saraf sensori yang di
perintahkan oleh otak untuk menggerakkan tangan (saraf motorik). Proses ini
dapat meningkatkan daya ingat lebih lama dengan mencoba menghafal kata-kata
yang lebih singkat, mudah dihafal serta mudah dipahami. Setelah itu di proses
secara mendalam dengan makna atau dengan pengorganisasian yang akan ditransfer
ke dalam tahap penyimpanan memori jangka panjang. Dengan metode mnemonic yaitu
strategi mengingat berdasarkan ide bahwa memori yang berupa bacaan bisa
ditingkatkan dengan cara mengorganisasikan bacaan tersebut secara sistematis
dalam beberapa jaringan yang bermakna. Konsep Mind Mapping ini juga
dibuat untuk dapat mengorganisasikan atau mengelompokkan dari setiap materi
inti. Mind Mapping mampu membantu siswa untuk mengingat materi yang
sudah dipelajari dengan melalui proses pemahaman terlebih dahulu.
Dalam
pengukuran memori jangka panjang dapat diukur dengan mengadakan Ulangan Harian
(exam) untuk me-recall dan merekognisi dari materi yang sudah dipelajari.
Menurut Roediger & Karpicke (2006) frekuensi pemberian tes secara berulang
akan mampu meningkatkan jangka panjang terhadap materi yang diberikan, jika
dibandingkan membaca ulang materi.
Mind
Mapping sangat efektif bila digunakan untuk merealisasikan
kurikulum 2013 karena teknik pembelajaran ini mampu melatih siswa dalam
memahami setiap pokok bahasan dari masing-masing mata pelajaran dengan cara
menuliskan kata kunci dari materi yang sudah dibaca. Selain itu, teknik ini
juga dapat memberikan kemudahan dalam menghafal. Apabila siswa sudah mampu
memahami suatu materi maka dapat diartikan pula bahwa siswa tersebut dengan
mudah menghafal sebuah materi.
Sebaiknya,
siswa menerapkan teknik pembelajaran Mind Mapping ini ke dalam kegiatan
proses belajar. Untuk membantu mengurangi kendala para siswa dalam penerapan
kurikulum 2013 saat ini. Dengan Mind Mapping ini siswa tidak hanya menghafal
pada sebuah materi namun siswa juga mampu memahami. Selain itu, teknik ini
dapat melatih siswa dalam meningkatkan kreativitas. Masing-masing siswa akan
mempunyai HOTS (Higher Order Thinking Skills) sehingga siswa akan mampu
berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Guru juga
sebaiknya harus memfasilitasi siswa dengan mengajarkan cara mengintegrasikan
atau mengaitkan Ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat
memberikan inovasi-inovasi baru dalam mempertahankan dirinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar