Selasa, 09 Juli 2019

TEKNIK PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


MENGHAFAL atau MEMAHAMI?
Tema:
(Kemampuan Memori Jangka Panjang Menggunakan Teknik  Pembelajaran Mind Mapping pada Kurikulum 2013)
BETY NOSIANTI
Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini mengalami beberapa kendala yang berkaitan dengan mutu pendidikan. Namun, Kemendikbud membuat revisi terhadap kurikulum yang sudah diterapkan yaitu kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013. Kurikulum terbaru ini mulai diberlakukan pada tahun 2014 di beberapa sekolah di Indonesia (Kompas.com, 2018). Di dalam kurikulum 2013, pemerintah ingin meningkatkan penargetan budaya literasi di sekolah. Misalnya, guru dapat menargetkan siswanya untuk menuntaskan 4 hingga 5 buku bacaan per tahun. Dengan catatan bahwa siswa bukan hanya membaca bahkan menghafal saja, tetapi masing-masing siswa harus memiliki HOTS (Higher Order Thinking Skills). Tujuan tertentunya yaitu siswa dilatih untuk  berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Cara pengajaran pada kurikulum 2013 ini yaitu dengan menjadikan guru sebagai fasilitator serta siswa yang akan lebih aktif di dalam ruang pembelajaran (Kompas.com, 2014). Namun, teknik ini medapatkan respon negatif dari para siswa karena mereka merasa terbebani, dan mengalami kesulitan dalam memahami atau menguasai suatu materi. Salah satu penyebab dari kendala yang dirasakan oleh para siswa adalah kurangnya pemahaman teknik belajar yang cocok sehingga tidak dapat mencapai indikator-indikator dalam kurikulum 2013. Menghafal merupakan teknik pembelajaran yang sudah dilatih kepada para siswa. Sedangkan teknik menghafal ini teknik yang kurang tepat dalam mengimplementasikan kurikulum 2013. Karena didalam kurikulum 2013, para siswa diharapkan mampu memahami materi yang dipelajari sehingga dapat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebab siswa kesulitan untuk memahami suatu pelajaran seringkali karena siswa belum memahami gambaran besar dari materi tersebut. Walaupun dipelajari berulang kali pun rasanya masih ada yang kurang paham atau bahkan terlupakan begitu saja. Tetapi ketika mendapatkan kata kunci (poin penting) di dalam materi tersebut maka akan terasa lebih mudah untuk memahaminya. Dengan mind mapping, siswa akan belajar dengan menggunakan kata kunci (poin penting) untuk mendeskripsikan setiap materi agar lebih mudah dipahami.
Mind Mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Teknik ini mempermudah memasukan informasi kedalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind Mapping ini teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga dapat membuka potensi otak. Dengan teknik Mind Mapping, siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78% (Buzan, 2012: 9). Mind Mapping ini akan membantu kita untuk mengingat secara detail dan lebih baik lagi. Karena dengan Mind Mapping kita belajar menggunakan otak kanan yang melibatkan imajinasi, visualisasi, kreativitas, dan berhubungan langsung dengan otak bawah sadar sehingga lebih mudah untuk diingat. Selain itu, dengan teknik belajar ini, pikiran kita akan fokus pada topik utama kemudian mengasosiasi dengan kata kunci tertentu dari sebuah pelajaran. Ini tentu akan mempermudah kita untuk mengingat karena kita fokus pada poin-poin penting dan menyimpulkannya ke dalam peta konsep sederhana.
Menghafal atau mengingat sebuah materi pada setiap mata pelajaran bukan hal yang mudah bagi setiap siswa. Dapat diketahui bahwa tingkat daya ingat siswa memiliki kadarnya masing-masing. Dalam mengingat atau menghafal para siswa menggunakan otak untuk berfikir dan setelah itu diproses untuk menyimpannya didalam memori. Namun, memori jangka pendek hanya mampu memberikan daya ingat dalam waktu yang pendek. Di dalam proses pembuatan Mind Mapping ini dapat mengaplikasikan dari Memori Jangka panjang. Memori jangka panjang didefinisikan oleh Atkinson dan Shiffrin (dalam King, 2010) sebagai suatu proses penyimpanan yang relatif permanen. Memori jangka panjang merupakan penyimpanan informasi yang mencakup pengalaman dan informasi hasil belajar yang dipertahankan dalam waktu yang lama untuk digunakan kembali apabila informasi tersebut diperlukan. Informasi yang dianggap penting atau menarik akan lebih diperhatikan dan diingat oleh individu dibandingkan informasi yang dianggap kurang penting atau tidak menarik (dalam Jayani & Hastjarjo, 2011). Dalam pembuatan Mind Mapping biasanya menggunakan media pulpen, spidol, pensil warna atau media lainnya yang berwarna agar tampilannya akan lebih menarik sehingga akan lebih diperhatikan dan mudah diingat.  
Adapun pemrosesan masuknya informasi (materi pelajaran) ke dalam Memori Jangka Panjang yaitu, Pertama membaca materi di salah satu mata pelajaran dan diterima oleh memori sensori dengan durasi penyimpanan sekitar satu detik. Kedua, mencari point penting atau kata kunci dari materi tersebut seperti meng-high lighting tulisan menggunakan media stabilo atau dengan media lain, lalu di transfer ke dalam memori jangka pendek dengan durasi penyimpanan selama 15-30 detik. Durasi penyimpanan dapat ditingkatkan dengan pengulangan. Dalam pembuatan Mind Mapping siswa akan mengulang menuliskan point penting atau kata kunci, yang dimana proses menulis ini membutuhkan koordinasi saraf sensori yang di perintahkan oleh otak untuk menggerakkan tangan (saraf motorik). Proses ini dapat meningkatkan daya ingat lebih lama dengan mencoba menghafal kata-kata yang lebih singkat, mudah dihafal serta mudah dipahami. Setelah itu di proses secara mendalam dengan makna atau dengan pengorganisasian yang akan ditransfer ke dalam tahap penyimpanan memori jangka panjang. Dengan metode mnemonic yaitu strategi mengingat berdasarkan ide bahwa memori yang berupa bacaan bisa ditingkatkan dengan cara mengorganisasikan bacaan tersebut secara sistematis dalam beberapa jaringan yang bermakna. Konsep Mind Mapping ini juga dibuat untuk dapat mengorganisasikan atau mengelompokkan dari setiap materi inti. Mind Mapping mampu membantu siswa untuk mengingat materi yang sudah dipelajari dengan melalui proses pemahaman terlebih dahulu.
Dalam pengukuran memori jangka panjang dapat diukur dengan mengadakan Ulangan Harian (exam) untuk me-recall dan merekognisi dari materi yang sudah dipelajari. Menurut Roediger & Karpicke (2006) frekuensi pemberian tes secara berulang akan mampu meningkatkan jangka panjang terhadap materi yang diberikan, jika dibandingkan membaca ulang materi.
Mind Mapping sangat efektif bila digunakan untuk merealisasikan kurikulum 2013 karena teknik pembelajaran ini mampu melatih siswa dalam memahami setiap pokok bahasan dari masing-masing mata pelajaran dengan cara menuliskan kata kunci dari materi yang sudah dibaca. Selain itu, teknik ini juga dapat memberikan kemudahan dalam menghafal. Apabila siswa sudah mampu memahami suatu materi maka dapat diartikan pula bahwa siswa tersebut dengan mudah menghafal sebuah materi.
Sebaiknya, siswa menerapkan teknik pembelajaran Mind Mapping ini ke dalam kegiatan proses belajar. Untuk membantu mengurangi kendala para siswa dalam penerapan kurikulum 2013 saat ini. Dengan Mind Mapping ini siswa tidak hanya menghafal pada sebuah materi namun siswa juga mampu memahami. Selain itu, teknik ini dapat melatih siswa dalam meningkatkan kreativitas. Masing-masing siswa akan mempunyai HOTS (Higher Order Thinking Skills) sehingga siswa akan mampu berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi. Guru juga sebaiknya harus memfasilitasi siswa dengan mengajarkan cara mengintegrasikan atau mengaitkan Ilmu pengetahuan dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat memberikan inovasi-inovasi baru dalam mempertahankan dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MENERAPKAN DISIPLIN POSITIF PADA ANAK

Assalamu'alaikum, sahabat pena.  Hallo guys, gimana kabarnya? Semoga kalian selalu dalam keadaan sehat dan selalu bahagia,,,Aamiin. Lewa...