Assalamu'alaikum, sahabat pena.
MITOS
|
FAKTA |
1) Anak
kecil itu wajar kalua ingin tahu dan mencoba banyak hal, jadi TIDAK BOLEH
DILARANG-LARANG. |
1. Berikan
kesempatan, tapi BOLEH DILARANG jika terdapat
kemungkinan 3M (Menyakiti diri sendiri, Menyakiti orang lain, dan Merusak
barang). |
2) Disiplin
baru bisa diterapkan ketika anak sudah cukup dewasa dan “mengerti” (misal:
usia sekolah). |
2. Salah
satu bentuk pendisiplinan adalah rutinitas. Rutinitas bisa dikenalkan
sejak bayi. |
3) Tidak
boleh berkata “JANGAN”. |
3. Boleh,
tapi sebaiknya tidak terlalu sering. Orang tua dapat
memberikan alternatif kata jangan. |
Sebagian Ayah, Bunda bahkan sebagian orang pun dalam mengasuh anak kecil pasti sering menggunakan kata jangan untuk melarang anak-anak. Tapi ternyata faktanya kita sebagai orang tua tidak baik loh kalau sering menggunakan kata JANGAN ke anak. Hal tersebut akan berdampak pada ketidakpercayaan anak; anak cenderung akan tumbuh menjadi orang yang penakut, dan sulit dalam pengambilan keputusan. Lalu bagaimana apabila kita sudah terbiasa dengan kata jangan? maka yang harus kita lakukan yaitu mencari kata alternatif dari kata jangan. Yuk di simak apa saja yang bisa menjadi alternatif dari kata JANGAN.
ALTERNATIF KATA JANGAN
- Alasan Logis, berikan alasan yang logis pada anak maka dengan begitu anak akan menerima alasan mengapa ia tidak boleh melakukan hal yang dilarang tersebut. Misal: Anak-anak senang lompat-lompat di kursi. Maka cara kita untuk melarangnya yaitu dengan mengakatakan kepada anak "Kalau lompat-lompat di kursi nanti kamu jatuh"; atau bisa dengan mengatakan atau menjelaskan fungsi dari kursi "kursi ini untuk tempat duduk, bukan untuk lompat-lompat" dan masih banyak lagi kalimat yang dapat digunakan untuk menggantikan kata JANGAN.
- Pemberian Alternatif, memberikan kebebasan pada anak untuk membuat pilihan agar ia tidak lagi melakukan hal yang dilarang. Dengan membiarkan anak memilih maka akan membuat anak dapat lebih kooperatif.
- Boleh, tapi... Mengganti kata "jangan" dengan mengatakan boleh, tapi....Misal: mengatakan "boleh main, tapi selesaikan dulu makanannya ya". Dengan begitu maka anak akan lebih mengerti dan menerima maksud dari apa yang kita inginkan dan apa yang kita katakan, dibandingkan dengan kita menggunakan kata"jangan".
- Mengancam, membentak, melakukan hukuman fisik. Bila anak masih melanggar atau melakukan kesalahan, tidak perlu berteriak untuk mengingatkannya. Maka yang harus dihindari oleh para orang tua yaitu pemahaman atau Statement tentang anak akan "mendengarkan" orang tua ketika nada atau volume suara sudah naik; meningkatkan level stress orang tua dan menurunkan kepercayaan diri anak; dan meningkatnya risiko anak mengalami gangguan emosional dan perilaku. Jadi, bila anak masih melanggar atau melakukan kesalahan, tidak perlu berteriak untuk mengingatkannya, cukup lakukan pendekatan dengan penuh kasih sayang dan perlahan agar anak bisa memperkuat dirinya dengan cara memperbaiki kesalahannya. Perlu sekali diperhatikan juga jangan sekali-kali kita menggunakan kekerasan, baik yang dapat menimbulkan luka maupun yang tidak seperti contohnya memukul, menampar, mencubit, mengguncang badan, dll. Yang terpenting orang tua tidak boleh menyerang secara verbal, karena hal tersebut dapat memberikan dampak pada mental si anak.
- Berbohong. Would you trust a liar? Sebagai orang tua harus menghindari sikap berbohong kepada anak karena hal tersebut dapat menyebabkan anak tidak percaya kepada orang tua. Selain itu, sudah diwajibkan juga sebagai orang tua harus menanamkan bibit kejujuran pada anak. Bibit kejujuran perlu ditanamkan sejak dini. Bibit itu harus dipupuk dan dirawat hingga kelak menjadi pohon yang kuat dan memberi berkah kepada orang lain. Tentunya dalam menanamkan bibit kejujuran ini, sangatlah dibutuhkan peran orang tua atau keluarga. Mengapa? Karena keluarga adalah komunitas utama dan pertama dalam menyemai bibit kejujuran. Orang tua harus menghindari mengajarkan berbohong kepada anak misalnya "saat ada tamu, si anak di suruh menemui tamu dan mengatakan ayah-bundanya pergi ke luar kota, padahal orang tuanya sedang tidur di kamar. Kebohongan semacam ini sering dianggap sepele padahal dari sinilah sistem kebohongan itu dibangun secara masif.
- Memberi Label Negatif. Ayah bunda sebaiknya lebih memperhatikan dengan perkataan yang diucapkan pada anaknya. Jangan biarkan orang tua memberikan label negatif pada anak. Bagi orang tua harus tahu bahwa anak dapat menjadi sebaik atau seburuk label yang diberikan padanya. Selain itu juga, yang perlu diketahui bahwa perkataan yang diucapkan orang tua secara berulang-ulang akan menjadi inner voice anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar